RMI PWNU Jawa Tengah Bersama RMI PCNU Temanggung Gelar Halaqah Interaktif Pengasuh Pesantren di Temanggung, Bahas Penguatan Literasi Hukum

Temanggung – Dalam rangka memperingati Hari Santri Nasional (HSN) 2025, Rabithah Ma’ahid Islamiyah (RMI) PWNU Jawa Tengah berkolaborasi dengan RMI PCNU Temanggung menggelar kegiatan Halaqah Interaktif Pengasuh Pesantren dengan tema “Penguatan Literasi Hukum untuk Membangun Kemandirian dan Daya Tawar Pesantren”, pada Senin (27/10/2025).Kegiatan yang digelar di Pondok Pesantren Karang Santri, Kedu, Temanggung, ini menghadirkan sejumlah narasumber utama, yakni K.H. Muzammil, Nyai Hj. Atatin Malihah, dan Gus Luqman Muhajir. Acara tersebut turut dihadiri oleh Katib Syuriah PWNU Jawa Tengah, LPBH PWNU Jateng, Rois Syuriah PCNU Temanggung, Ketua Tanfidziyah PCNU Temanggung, serta para pengasuh pesantren se-Karesidenan Kedu.Ketua PCNU Temanggung, KH Muhammad Nurul Yaqin atau yang sering disapa Gus Nurul, dalam sambutannya menyampaikan apresiasi kepada RMI PWNU Jawa Tengah atas kepercayaannya kepada RMI PCNU Temanggung sebagai tuan rumah kegiatan. “Pesantren kini bukan hanya pusat pengembangan pendidikan dan peradaban, tetapi juga harus cakap dalam literasi hukum. Dengan halaqah ini, semoga para pengasuh semakin solid dan memahami pentingnya kemampuan di bidang media serta dunia digital,” ungkapnya.Beliau juga menyoroti berbagai isu negatif yang sempat menyerang dunia pesantren, mulai dari tuduhan ketidakmampuan alumninya hingga isu feodalisme dan kekerasan. “Dulu pesantren diframing alumninya tidak kompeten, sekarang diframing tidak aman bagi anak. Semoga kegiatan ini memperlihatkan kekompakan pengasuh pesantren dalam melawan narasi-narasi tersebut,” tambahnya.Sementara itu, Wakil Ketua RMI PWNU Jawa Tengah, K.H. Muhammad Arif Jatmiko, yang mewakili Ketua RMI PWNU dalam sambutannya menyampaikan bahwa pesantren sering mendapat kado tidak enak berupa stigma negatif, bahkan pernah dicap sebagai sarang terorisme. Namun, berkat gerakan "Ayo Mondok", citra pesantren kembali positif dan banyak diminati masyarakat. “NU ini luar biasa, tetap tegak lurus menjaga NKRI dan kultur pesantren meski sering disudutkan. Melalui literasi hukum dan penguatan daya tawar pesantren, kita perkuat kemandirian pesantren dari dalam,” ujarnya.Kegiatan halaqah ini menjadi bagian dari komitmen RMI PWNU Jawa Tengah dan RMI PCNU Temanggung untuk memperkuat kapasitas pengasuh pesantren dalam menghadapi tantangan era digital, hukum, serta perubahan sosial yang semakin kompleks. (*)

Similar Posts