SHOD 2025, Santri Dalami Dakwah Digital Lewat Workshop Media

Semarang, Santrijateng.id

Pondok Pesantren Kyai Galang Sewu menggelar workshop bertajuk Santri Hikmah on Digital (SHOD) dengan tema “Capturing the World, Through the Santri Lens.”, Tembalang, Semarang, Ahad (11/5/2025) di Serambi Masjid Al-Ikhlas yang dipenuhi semangat para santri dan pegiat media dalam kegiatan Kegiatan yang digelar oleh KGS Media ini bertujuan membekali santri dengan wawasan seputar media sekaligus memperkuat peran pesantren dalam dakwah digital.

Workshop ini diikuti oleh anggota KGS Media, perwakilan media rohis dari Universitas Diponegoro, perwakilan media pesantren di wilayah Tembalang dan sekitarnya, anggota Arus Informasi Santri Nusantara (AISNU) Jawa Tengah, serta Media Pondok Jawa Tengah (MPJT) Semarang Raya.

Kegiatan ini disambut baik oleh Pengasuh Pondok Pesantren Kyai Galang Sewu, KH Muhammad Nur Salafuddin, AH. Dalam sambutannya, ia mengungkapkan dukungannya terhadap perkembangan dakwah digital.

“Saya ikut bahagia dengan adanya sistem dakwah yang istilah sekarang ini disebut dakwah milenial,” ungkapnya.

Ia menambahkan, “Saya termasuk yang menjumpai era di mana media sangat terbatas. Maka panjenengan sekarang harus lebih bisa memanfaatkan media yang ada.”

KH M. Nur Salafuddin menegaskan pentingnya media sebagai sarana amal jariyah di era digital.

“Media-media yang kita pelajari, yang kita manfaatkan, dan kita gunakan ini insyaallah akan menjadi ladang daripada ibadah kita kepada Allah Swt. yang intinya semua akan menorehkan kemanfaatan, sesuai sabda Rasul: Khoirunnas anfauhum linnas,” tuturnya.

Sesi pertama workshop diisi oleh Ketua Media Pondok Jawa Tengah (MPJT), M. Mukromin, S.Ag., M.H. Ia menyampaikan materi bertajuk “Optimalisasi Media Sosial Pondok Pesantren.” Dalam pemaparannya, ia menekankan bahwa media pesantren memiliki peran strategis sebagai sarana dakwah dan syiar Islam.

“Mengapa poin ini saya taruh paling atas, karena itu memang urgensi bagi pondok pesantren sekarang,” tegasnya.

Ia menambahkan, media pesantren tidak hanya menjadi alat dokumentasi, melainkan juga instrumen penting untuk membangun citra dan kepercayaan publik.

“Dalam media pondok pesantren, kita niatkan untuk khidmah, untuk upgrade skill, untuk belajar, dan membuat konten yang step by step naik level,” pesannya.

Sesi kedua dilanjutkan oleh M. Aunurrahman Suja dari AISNU yang menyampaikan materi tentang teknik videografi dan fotografi. Ia menyampaikan bahwa fotografi merupakan sarana ekspresi dakwah yang kuat.

“Fotografi itu menangkap momen, melukis dengan cahaya,” ujarnya.

Ia juga menekankan pentingnya sensitivitas dalam membidik momen agar visual yang dihasilkan mampu menyampaikan pesan yang kuat dan bermakna.

Workshop berlangsung interaktif dengan sesi diskusi dan tanya jawab antara peserta dan pemateri. Para peserta mendapatkan pemahaman baru mengenai pentingnya media sebagai bagian dari dakwah pesantren yang adaptif terhadap perkembangan zaman.

Dengan terselenggaranya SHOD 2025 ini, para santri diharapkan semakin terampil dalam pengelolaan media, serta mampu menjadi agen dakwah digital yang cakap, kreatif, dan penuh semangat.

Penulis: Maryamah

Similar Posts