Halal Bihalal AISNU Jateng: Ruang Silaturahmi dan Refleksi Gerakan Media Santri

Boyolali, Santrijateng.id
Arus Informasi Nusantara (AISNU) Jawa Tengah menggelar acara Halal Bihalal bertema “Maaf No Jutsu: Tebasan Dosa, Segel Amarah” di Pondok Pesantren Nurul Qur’an, Simo, Boyolali, Sabtu (19/04/2025). Kegiatan ini tidak hanya menjadi momen saling memaafkan, tetapi juga ajang mempererat silaturahmi antar pegiat media se-Jawa Tengah, khususnya media pesantren di kawasan Solo Raya.
Sohibul bait sekaligus Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Qur’an II Putra, Gus Muh Mannan Ma’nawi yang juga salah satu senior AISNU Jawa Tengah, dalam sambutannya mengulas perjalanan delapan tahun kiprah AISNU.
“AIS adalah ruang menjalin silaturahmi para pegiat media, baik yang ada di lingkungan pondok pesantren maupun di luar pondok pesantren. Jika saat ini di pesantren banyak wadah pengabdian seperti Kamtib untuk keamanan, atau sopir dengan SK-nya, maka tim media juga punya wadah melalui AISNU Jawa Tengah,” jelasnya.
Lebih lanjut, Gus Muh Mannan menekankan pentingnya peran santri dalam dunia media.
“Tsabatul ilmi bil mudzakarah. Tetapnya ilmu jika ingin melekat maka dengan cara bil mudzakarah. Mudzakarah-nya Al Anbu Jawa Tengah (santri media) adalah sering posting konten,” tuturnya.
“Istimrornya agar media dan dakwahnya santri terus berjalan adalah dengan rajin mengunggah dan membuat konten. Wabarakatuh bil khidmah. Khidmahnya tidak hanya ke pondok, tapi juga kepada organisasi AIS Nusantara, agar kita mendapat keberkahan. Dawuh-dawuh kiai pondok njenengan bisa tersebar luas dan menjadi daya tarik masyarakat agar semakin mencintai pesantren,” lanjutnya.
Dalam kesempatan yang sama, Wakil Koordinator Nasional AIS Nusantara, Mas Shofa Ulul Azmi, menegaskan bahwa gerakan santri media tidak hanya berfokus pada produksi konten, tetapi juga terlibat aktif dalam isu sosial.
“Santri Anti Perundungan dan Kekerasan. Teman-teman AISNU ikut andil dalam menanggulangi kasus-kasus yang sedang marak seperti kekerasan seksual, perundungan, pembullyan di pondok pesantren,” tegasnya.
Sebagai bentuk konkret, AISNU juga menginisiasi Satuan Tugas Sarungan yang bertujuan mencegah serta mengawal kasus-kasus kekerasan di lingkungan pesantren. Gerakan ini selaras dengan semangat dakwah digital yang tidak hanya mendakwahkan kebaikan, tetapi juga menghadirkan keberpihakan terhadap kemanusiaan.
Acara Halal Bihalal ini diisi dengan berbagai sesi hangat, mulai dari seduh kopi bersama untuk mengeratkan silaturahmi, hingga diskusi reflektif tentang perjalanan AISNU selama sembilan tahun. Sesi interaktif media sharing turut memperkaya perspektif dan semangat juang para pegiat media.
Penulis: Tufatul Ainiyah