Khotmil Qur’an Pondok Pesantren Ath Thohiriyyah Purwokerto,KH Ulil Albab : Al Qur’an adalah Sumber segala Ilmu

Purwokerto - Pondok Pesantren Ath Thohiriyah Purwokerto mengadakan Haflah ke 30 dalam rangka Khotmil Qur'an, Haul Masyayikh dan Haflah Akhirussanah, Ahad (16/02).
Acara yang dimulai pukul 07.00 WIB ini dilaksanakan di kompleks Pondok Pesantren Ath Thohiriyah.

Acara puncak Haflah ke 30 dimulai dengan proses khataman Al Qur'an (bil ghoib dan binnadzor), dzikir tahlil oleh Bapak Kyai Imam Mujahid, doa Khotmil Qur'an dan mauidzoh khasanah oleh KH. Ulil Albab Arwani (Pengasuh Ponpes Yanbu'ul Qur'an Kudus), kemudian dilanjutkan penyerahan syahadah bagi santri khotimin/khotimat bil ghoib oleh Ibu Nyai Hj. Tashdiqoh Al Hafidzah.
Proses wisuda madrasah diniyah menjadi acara selanjutnya, dengan diawali lalaran kitab Alfiyah Ibnu Malik dan prosesi wisuda santri yang diikuti 24 santri didampingi wali santri oleh Bapak Kyai Imam Mujahid.

Setelah prosesi khataman dan wisuda selesai, dilanjutkan pengajian umum dengan rangkaian diawali dengan pembacaan ayat suci Al Qur'an, dilanjutkan sambutan keluarga besar Pengasuh Ponpes Ath Thohiriyyah Parakanonje Purwokerto oleh KH. Ahmad Musyaffa', Lc. Kemudian mauidzoh khasanah pengajian umum oleh Dr. KH. Muhammad Agus Salim, Lc., MA (Pengasuh Ponpes Tahfidz Al Ihsan Wat Taqwa Kebumen).

Khotmil Qur'an Ponpes Ath Thohiriyyah Purwokerto diikuti oleh 110 santri yang meliputi 10 santri khataman Al Qur'an Bil Ghoib 30 Juz, 14 santri khataman Al Qur'an Binnadzor dan 86 santri khataman bil ghoib Juz 30. Pada acara ini, KH Ulil Albab Arwani mengungkapkan bahwa Al Qur'an merupakan petunjuk bagi manusia, yang hanya dihafalkan tetapi juga paling penting diamalkan isi kandungannya.

Mengamalkan Al Qur'an dalam Kehidupan sehari-hari

"Al Qur'an tidak hanya menerangkan ibadah saja, tetapi semua yang kita butuhkan didunia ada di dalam Al Qur'an. Sahabat Ibnu Abbas mengatakan bahwa semua ilmu di dunia ini ada di dalam Al Qur'an." lanjut KH Ulil Albab Arwani memberikan motivasi kepada santri khotimin/khotimat.

Beliau mengungkapkan, pada praktiknya terkadang pakar-pakar ilmu sains yang melakukan berbagai riset, ternyata di Al Qur'an telah diterangkan hanya saja mereka belum sampai dalam memahami isi kandungan Al Qur'an, padahal di dalam Al Qur'an sudah ada. Sehingga mereka percaya dan mengetahui isi kandungan Al Qur'an setelah membuktikan teori sains nya.

Al Qur'an juga menjelaskan bagaimana caara bergaul dengan sesama, sampai ilmu waris juga ada di dalam Al Quran. Bahkan ayat terpanjang di dalam Al Qur'an bukan tentang ibadah, tetapi tentang utang piutang.

Dengan ini beliau menekankan pentingnya bagi santri untuk memahami Al Qur'an dan mengamalkannya, tidak hanya sebatas menghafalkan saja.
Hal sederhana yang beliau contohkan tentang cara makan yang sesuai dengan perintah Al Qur'an "...makanlah kamu dan minumlah tapi jangan melebihi batas (batas minimal batas maksimal)" QS. Al A'raf: 31. Nabi juga memberikan keterangan bahwa perut dibagi menjadi 3 yaitu sepertiga untuk makan, sepertiga untuk minum, sepertiga untuk nafas.

"Makanlah kamu dari apa yang Allah memberikan rezeki kepada kamu yang halal lagi baik,..." QS. Al Maidah: 88. Makananan jangan sampai dari hasil korupsi atau mencuri. "Jangan makan yang tidak halal. Jika makan tidak halal, maka akan menjadi tidak baik. Awas! Jangan menentang Al Qur'an" lanjut Kyai asal Kudus ini.

Dalam kehidupan sehari-hari, jika kita memakan daging hewan yang perlu disembelih, maka perlu memperhatikan dari cara penyembelihannya yang Islami, misalnya ketika kita membeli daging ayam di pasar yang belum tahu cara penyembelihannya. "Apalagi yang ayamnya impor dari negara kafir" ujarnya. Terkadang di pasar juga banyak kita temui cara penyembelihannya hanya dilubangi sedikit di leher.
Pengaruh makan yang tidak halal bisa menimbulkan efek negatif pada diri kita seperti sifat malas, mudah mengantuk dan lain sebagainya. Bahkan Nabi Muhammad SAW bersabda yang kurang lebih berarti "Tidak ada yang masuk surga, yang dagingnya timbul dari keharaman". Maka dari itu dalam hal memilih makanan, standar yang digunakan jangan hanya yang penting enak. Tetapi halal yang menjadi standar utama kita memilih makanan yang akan kita konsumsi. Selain halal juga thoyiban (yang baik), yang berarti memenuhi gizi baik.

Maka dari itu, penting bagi ahlul Qur'an untuk selalu mengusahakan diri mengamalkan Al Qur'an dalam kehidupan sehari-hari. Tidak hanya difahal dan dipelajari saja.

Pentingnya Sanad dalam Belajar Al Qur'an

"Bersyukurlah karena kita diberikan kesempatan Khatam Al Qur'an. Itu istimewa!" lanjut KH Ulil Albab Arwani di depan para santri dan hadirin. Belajar / Ngaji Al Qur'an harus dengan guru yang mempunyai sanad yang jelas. Kemudian yang kita sebut musafahah yaitu proses belajar/ngaji kepada ahlil qur'an (guru) yang telah ngaji kepada gurunya bersambung terus hingga sampai Rasulullah SAW.

Dr. KH Muhammad Agus Salim Lc., MA dalam sesi pengajian umum juga menyambung terkait pentingnya belajar Al Qur'an dengan sanad yang jelas bersambung kepada Rasulullah SAW. Fenomena rumah tahfidz dan pesantren tahfidz yang tidak diimbangi dengan metode dan guru yang bersambung sanadnya sampai Rasulullah SAW menjadi PR bagi kita ahlul Qur'an.

Al Qur'an adalah Kado Istimewa bagi orang yang Menjaganya

Al Qur'an itu lebih dari berharga, maka harus dijaga. Dijaga dengan cara di ulang bacaannya (tadarus). "Lupa dengan Al Qur'an yang telah di hafalkan merupakan dosa besar" tegas KH. Ulil Albab Arani. Beliau juga memberi nasihat, jika para santri sudah saatnya menikah sebisa mungkin menikahlah dengan orang yang paham Al Qur'an.
Sabda Nabi SAW "Apabila Shohibil Qur'an mau menekuni Al Qur'an nya, malam dan siang hari, maka Al Qur'an akan tetap di dadanya. Kalau tidak begitu, tidak tekun, tidak istiqomah, maka akan lupa".

Guru-guru kita menganjurkan seminggu khatam Al Qur'an seperti yang diamalkan para Sahabat Nabi (dimulai dari hari jumat). "Seminggu itu waktu yang pas, tidak terlalu berat tidak terlalu ringan" tambah Pengasuh Ponpes Yanbu'ul Qur'an. Dengan itu kita akan menjadi istimewa karena menjaganya. Maka akan bahagia dunia akhirat.
Kita juga sangat dianjurkan memperbanyak baca Al Qur'an, sebab rumah yang tidak pernah dibuat membaca Al Qur'an, rumah tadi menjadi sedikit kebaikannya dan banyak kejelekannya.

Selain mengistiqomahkan tadarus Al Qur'an. Dr. KH. Agus Salim, Lc., MA yang merupakan lulusan Universitas Al Azhar Kairo Mesir ini mengungkapkan tantangan bagi penggiat Al Qur'an. "Rajin nderes tapi tidak diimbangi memahami makna dan mengamalkannya bisa menjadikan hati keras" tegasnya. Menghafal Al Qur'an adalah awal perjuangan menjadi ahlil Qur'an.
Jangan sampai Al Qur'an hanya untuk dihafal saja, tetapi juga perlu mempalajari Ulumul Qur'an. Disinilah pentingnya pondok tahfidz yang mempunyai sanad sehingga metode, pembelajaran dan orientasi belajar memperdalam Al Qur'an benar-benar diniatkan menjalankan perintah Allah SAW.

(Adnan,)

Similar Posts